MIKROBIAL ENHANCED OIL RECOVERY

Sejenak saya ingin sedikit menjabarkan mengenai sesuatu yang belakangan ini saya coba pahami mengenai metode EOR dengan menggunakan bioteknologi "mikroba" yang juga merupakan bahan paper saya untuk matakuliah EOR,sedikit akan saya jabarkan mengenai MEOR
Bioteknologi dan aplikasinya sedang dikembangkan hampir di seluruh dunia dan diantaranya untuk mengeksploitasi sumber energy, dan salah satu yang menjanjikan dari perkembangan Bioteknologi adalah teknologi MEOR (Mikrobial Enhanced Oil Recovery). Proses peningkatan perolehan minyak dengan menggunakan mikroba (MEOR) telah mencapai kemajuan yang begitu pesat di beberapa negara.

Sedangkan teknologi MEOR itu sendiri adalah teknologi berbasis biologis teknologi yang terdiri dalam fungsi atau struktur memanipulasi (atau keduanya) dari lingkungan mikroba yang ada dalam reservoir minyak. Tujuan dari MEOR adalah untuk meningkatkan recovery minyak yang terperangkap dalam media berpori sambil meningkatkan keuntungan ekonominya. MEOR menggabungkan bidang multidisiplin antara lain geologi, kimia, mikrobiologi, mekanika fluida, teknik perminyakan, teknik lingkungan dan teknik kimia.


Mikroba itu sendiri adalah mikroorganisme hidup yang bisa diumpakan sebagai mesin hidup yang metabolit, ekskresi produk dengan sel-sel baru dapat berinteraksi dengan satu sama lain atau dengan lingkungannya. Dalam kehidupan, pertumbuhan dan pembiakannya mikroba berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya dan dapat memberi efek positif maupun negatif. Salah satu efek positif aktivitas mikroba di lingkungan sumur minyak bumi adalah kemampunannya untuk dimanfaatkan sebagai peningkat produksi minyak terutama melalui peningkatan perolehan minyak secara mikrobiologi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa di antara mikroba itu ada yang mampu menghasilkan bahan kimia berupa biosurfaktan, biopolimer, biofilm, biosolven, bioasam yang diharapkan dapat membebaskan fraksi minyak yang masih tertinggal dalam reservoir. Selain itu, penyebab lain dari peningkatan produk minyak bumi adalah karena bakteri dalam metabolismenya menghasilkan CO2 dalam jumlah besar di dalam reservoir dan gas CO2 ini akan bereaksi sebagian dengan minyak bumi serta menyebabkan minyak bumi mengembang dan berkurang viskositasnya.

Adapun yang dilakukan oleh mikroba MEOR adalah menghasilkan gas hasil metabolisme, yang membantu mendorong gas CO yang beracun ke luar sumur. Produk lainnya selain gas adalah biosurfaktan. Biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba hidrokarbonoklastik memiliki banyak fungsi, yaitu :

- Menurunkan viskositas (kekentalan/ kesulitan untuk mengalir)
- Menurunkan tegangan permukaan
- Meningkatkan kelarutan CO dalam air
- Meningkatkan fluiditas (aliran) CO keluar sumur

-Mengubah porositas batuan. (Pori batuan yang terlalu besar dapat "disumbat" secara selektif dengan biosurfaktan sehingga ukurannya mengecil, Karena Penurunan volume pori akan meningkatkan tekanan sehingga CO dapat keluar dengan lebih mudah)

Untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut, terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh mikroba MEOR yaitu mampu mengolah senyawa hidrokarbon, menghasilkan biosurfaktan, menghasilkan gas, ukuran kecil, Barofilik (kuat terhadap tekanan tinggi), thermofilik (kuat terhadap suhu tinggi), halofilik, tidak patogen (berbahaya bagi manusia) dan indigen (berasal dari lingkungan lokasi penambangan minyak tersebut, bukan mikroba asing). Oleh mikroba MEOR, senyawa hidrokarbon dari minyak mentah yang ada akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dikeluarkan dan diolah lebih lanjut.

Pemanfaatan mikroorganisme sebagai agen untuk memperoleh kembali sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam media berpori pertama kali di usulkan oleh Beckam pada tahun 1926. Dan setelahnya hal tersebut mulai memicu minat besar dalam penelitian MEOR. Dan pada era 1930-an, orang mulai memahami korelasi antara mikroba dan minyak bumi, namun saat itu peran mikroba dianggap merugikan proses penambangan minyak. Kemudian pada tahun 1946, ZoBell melakukan eksperimen pelepasan minyak dari endapan pasir aspal di Athabaska, Amerika Serikat. Akhirnya diketahui bahwa mikroba tertentu dapat digunakan untuk meningkatkan produksi minyak. Menurut hasil penelitian Lazar, mikroba lokal yang diisolasi dari air formasi reservoar lebih efektif untuk diaplikasikan ke dalam MEOR ketimbang mikroba eksogen (yang berasal dari lingkungan lain).

Di Indonesia pengaplikasian teknologi MEOR ini sudah mulai dilakukan dipelopori oleh LEMIGAS. Di Indonesia Pengembangan teknologi MEOR dilakukan dengan menginkubasi, mengembangbiakan bakteri yang menurut literatur telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas minyak bumi dan melakukan uji coba injeksi bakteri-bakteri tersebut ke dalam sumur minyak yang sudah tua.

Reservoir minyak adalah lingkungan yang mengandung mikroorganisme dan faktor non mikroorganisme (mineral) yang berinteraksi satu sama lain dalam jaringan dinamis yang rumit dari nutrisi dan energi fluks. Karena reservoir heterogen, sehingga melakukan berbagai ekosistem yang mengandung mikroba beragam komunitas yang pada gilirannya mampu mempengaruhi perilaku dan mobilisasi reservoir minyak.

Di samping meningkatkan perolehan minyak bumi dari penambangan, mikroba MEOR bisa digunakan untuk mengatasi pencemaran minyak bumi tentu saja. Dengan MEOR, limbah minyak bumi yang tadinya tidak bisa diapa-apakan lagi, hanya ditampung dan mencemari tanah bisa dimanfaatkan kembali dan diolah menjadi bahan bakar yang memiliki nilai komersil tinggi

Keuntungan MEOR

Injeksi mikroba dan nutrisi yang murah, mudah di tangani di lapangan, meningkatkan produksi minyak, ekonomi menarik untuk lapangan minyak sebelum ditinggalkan, fasilitasnya tidak memerlukan modifikasi yang banyak, aplikasi mudah, lebih efisien daripada metode EOR lain ketika diterapkan pada minyak karbonat aktivitas mikroba, aktivitas mikroba meningkat dengan pertumbuhan mikroba ini, iniberlawanan dengan kasus EOR lain aditif dalam waktu dan jarak, dan produk seluler biodegradable dan karenanya juga di anggap ramah lingkungan. Biodegradasi molekul besar menurunkan viskositas; produksi surfaktan mengurangi ketegangan antarmuka; produksi gas memberikan tekanan tambahan tenaga penggerak; mikroba metabolit atau mikroba sendiri dapat mengurangi permeabilitas oleh pengaktifan jalur aliran sekunder.

Kekurangan MEOR

Oksigen dikerahkan Di MEOR yang bergerak, dapat bertindak sebagai agen korosif non resisten. Mikroba oksogen memerlukan fasilitas untuk bududaya mereka, mikroba memerlukan kerangka kerja standar untuk mengevaluasi aktivitas mikroba misalnya coring dan teknik samling, pertumbuhan mikroba terjadi apabila lapisan permeabilitas lebih besar dari 50md.
Biologis yang dihasilkan hidrogen sulfida, yaitu souring, menyebabkan korosi pipa dan mesin; konsumsi hidrokarbon oleh bakteri mengurangi produksi bahan kimia yang diinginkan.

Comments

  1. artikelnya sangat menarik ..
    kebetulan sya ingin mengambil TA tentang MEOR kak,kalau boleh tau.. melihat kelemahan kelemahan MEOR diatas, adakah inovasi lebih lanjut dari MEOR ini sendiri? terimakasih dan salam kenal dri saya kak.. cici-biologi ugm

    ReplyDelete
  2. lapangan yang memakai prinsip ini dimana saja ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts