Kubangan Megapolitan


   


   Banjir besar kembali menyergap ibukota Jakarta dan sekitarnya. Sebanyak 50 kelurahan di ibu kota negara tergenang, nyaris menyerupai sungai raksasa di tengah hiruk pikuk roda ekonomi dan kehidupan.sekitar kurang lebih 10 juta orang mengungsi, kemacetanpun tak terelakan dimana-mana,menjadikan jalanan Jakarta bak kampung deret berisi kendaraan bermotor.
   Banjir besar kali ini bukanlah peristiwa baru. Bahkan dalam dua decade terakhir sudah empat kali peristiwa ini melanda Jakarta dan sekitarnya. Itu sekaligus menandakan berbagai upaya membebaskan ibukota dari banjir belum menuai hasil yang signifikan.hal itu juga kian menegaskan upaya membangun daya dukung Jakarta sebagai ibu kota Negara kalah cepat daripada daya rusak yang terjadi. Amat mungkin itu terjadi karena proses memperbaiki ibu kota selama ini lebih banyak dilakukan secara tambal sulam. Pencegahan banjir memang dilakukan, tapi hanya berupa langkah-langkah kecil. Langkah itu, misalnya, mengeruk kali sesekali dan membuat gorong-gorong ala kadarnya. Kalaupun ada upaya besar, baru berupa penuntasan BKT dan normalisasi kali ciliwung.
  Gagasan besar teranyar utnuk mengatasi banjir mengemuka ketika gubernur DKI Joko widodo menghidupakan kembali konsep pembangunan multi purpose deep tunnel ( MDPT) atau umumnya warga Jakarta menyebutnya gorong-gorong. Itu merupakan salah satu langkah yang patut kita dukung.
     Apalagi konsep itu digagas dan direncanakan memiliki beberapa fungsi/multifungsional. Deep tunnel yang akan dibangun nanti memeiliki 5 fungsi sekaligus yakni : mengatasi kemacetan, banjir, limbah, menyuplai air baku, serta saluran pipa utilitas untuk serat optic dan kabel listrik. Jika jadi, menurut saya itu merupakan bakal menjadi deep tunnel multifungsi pertama didunia. Namun bukan mustahil upaya itu akan kandas hanya karena akan adanya kecurigaan politik. Langkah jokowi yang selama ini dikenal sangat merakyat bukan tidak mungkin memicu kecemburuan politik. Apalagi jokowi bukan berasal dari partai berkuasa ,PDIP yang mengusungnya sebagai gubernur bahakan hanya dikenal sebagai partai oposisi. Namun demi membuat Jakarta yang lebih bermartabat,mestinya ego sektoral harus dibunag jauh-jauh. Ibukota Negara dengan segala kompleksitasnya jelas tidak memadai hanya dibereskan oleh pemprov DKI. Dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan seluruh warha Jakarta dan sekitarnya. Sudah lama ibukota dibiarkan merana,bahkan makin rusak nyaris tanpa peran secara memadai . ide megapolitan sbenernya hingga kini masih bertepuk sebelah tangan.

   Untuk jangka panjang ada baiknya ide pemindahan ibu kota Negara dihidupkan lagi. Jakarta sudah teramat sesak napas untuk menanggung beban sebagai ibu kota Negara. Jangan biarkan Jakarta terhuyung lalu jatuh pelan-pelan. Bagaimanapun ia masih ibukota Negara kita.

Comments

Post a Comment

Popular Posts